Tahun 1993, sy mulai in-house di rumah produksi (Production House) terkenal utk bidang TVC (iklan tv), namanya Axis Films, yg berada di bilangan Jl. Kampung Melayu Besar. Selanjutnya pindah ke Picture Palace dg menjabat berbagai posisi sekaligus, ya Casting Manager - Talent Coordinator - Wardrobe - Make Up Assistant - Astrada/ Asisten Sutradara (Director Assistant), serta freelancer job di bbrp tempat.
Di masa itu sdh diprediksi bhw segala sesuatu yg berkaitan dg media iklan - film akan booming di Indonesia, shg tumbuhlah banyak PH di tanah air. Banyak juga yg gulung tikar di masa krismon. Namun setelahnya tumbuh lagi dg berbagai macam PH yg menangani berbagai bidang tayangan, diantaranya utk FTV dan layar lebar.
Setlh sekian lama pindah posisi kerja (CV sy sampai 6 - 8 lembar halaman kertas A4, dg bbrp jabatan tinggi di kantor (manager) maupun prestasi yg dicapai dilingkungan kerja), aku iseng mengisi waktu luang utk kembali ke PH as a freelancer aja. Kangen aja dg suasana shooting.
Tapi busyet! Ketika muncul di bbrp PH sbg models agency & wardrobe, aku tdk menemukan suasana yg nyaman spt masa aku kerja di PH dulu. Tata bicara anak PH skrg beda banget. Yg kurasakan adalah bertemu dg sekumpulan org2 yg bergaya urakan, kasar, cara bicara atau becandanya tdk sopan...dominan merendahkan org...terutama org baru (aku dianggap org baru dlm lingkungan PH, krn mrk tdk tau aku siapa).
Dlm hati, aku kasihan dg mrk yg sombong di lingkungan kerja. Krn suatu hr ketika mrk 'out' dr pekerjaannya, yg diingat adalah kesombongannya bukan prestasinya. Lalu siapa yg akan menolong org semacam itu? Lillahi Ta'Alla. Aku jd lbh banyak diam di lingkungan PH, krn lbh baik diam drpd ngobrol atau becanda yg nggak banget gitulah (males kuceritakan secara terinci). Pdhal aku tipe ekstrovert, namun melihat 'seringnya' org dilingkungan itu salah persepsi..maka aku jd pengen jd autis aja.
Apa sih yg dibanggakan atau disombongin dg bekerja sbg karyawan in-house atau crew fim rumah produksi? Pekerjaan semacam itu dominan adalah pekerjaan fisik, beda dg pekerjaan di kantor lain yg dominan menggunakan "otak" atau pengetahuan akademis. Jd buat apa merasa 'hebat'?. Anyway, ramahlah, biasa ajalah, gak perlu bersikap atau berbicara kasar pd siapapun terutama pd org yg baru dikenal.
Setelah bbrp wkt, dilingkungan PH aku bertemu kembali dg org2 yg mengenal siapa & apa prestasi sy. Teman2 lama itu menceritakan' siapa' sy. Shg bbrp org sombong yg sy temui saat back to PH jd 'kaget' . Mrk tak menyangka sy (yg lbh sering bersikap diam) ini udah lbh dulu terjun ke dunia tsb, bahkan lama sekali sblm mrk bekerja (terima kasih kawan2 yg mempromosikan ttg sy) serta prestasi maupun jabatan sy. Namun aku tetap tdk ingin bicara banyak dg org2 yg di mata sy sdh terkesan 'sok', krn udah terlanjur malas bergaul. It's not my class at all.
Selain org PH dan crew yg sok, sy juga bertemu dg bbrp artis baru yg sok juga. Bbrp diantaranya malah bukan artis baru, namun tetap kukomentari 'sok'. Misalnya, suka menyuruh2 seolah mrk majikan di lokasi shooting, dan sulit diajak 'kerja sama'. MIsalnya datang tdk ontime, ganti kostum maunya milih2 dan tdk mau langsung pakai/ ganti, mau di make up pun cerewet. Serta banyak tingkah. Lupakah mrk, bhw dg sikap spt itu... mrk menggali lobang kejatuhannya sendiri? Ingat deh, meraih sebuah kesuksesan sangat susah didapatkan, namun mendapat kejatuhan sangat mudah. Komentar simpelnya "apa sikap seperti itu yg diajari oleh orang tua di rumah?"
Kemanakah larinya budaya kerja dan etika bekerja di PH? Apa krn pekerjaan di lingkungan tsb tdk butuh ijazah tinggi, shg karakter manusianya juga tdk tinggi? Wallahualam.
Mudah2an ini kekecewaan sy ini bs diambil hikmahnya, bhw 'pendidikan tinggi' dapat menunjukkan 'isi dan kelas seseorg'. So, belajarlah setinggi2nya agar kita tdk jd barbarian di tempat kerja. Semoga.
Kamis, 16 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Halo,bang Emir!
Wah,sibuk banget ya bang..sabar ya bang..orang sabang dsayang Tuhan.hehe.
Btw,kami terimakasih banyak udah dlatih koreografi yang manthap dan ga busuuk(hehe).walaupun sedikit kecewa,karena cowok lapisan 2 ga ada narinya.hehe.tapi tetep semangat!
keren..ya mesti.
Ternyata kami diajar orang yang hebat ni..saluut buat kamu bang.mudah2an kita bisa kerjasama lagi gitu.hmm,kapan ya?
Maaf,juga kalo selama di karantina kami buat salah..karena main2 lah,ga konsen lah. Ngantuk,capek..hehe
sekali lagi terimakasih bantuannya bang..oh ya,blog yg ini hijrah link di blog hijrah ya.kalo boleh..c u when i c u.
Sukses terus buat bang emir!
Halo Bang Emir ... apakabar ? wah-wah prestasinya luar biasa ya ... Sabar ya Bang ... tong kososng emang nyaring bunyinya .. lebih baik silent drpd ngomong ma tong2 itu Bang ... Nice to meet u Bang Emir... sukses selalu yah ! ^_^
Hijrah: Mau di link? Silahkan. Makasih ya :))
Happy: Makasih ya :))
Posting Komentar