Selasa, 05 Agustus 2008

PUTRI PARIWISATA INDONESIA I (Miss Tourism) 2008 - Choreography by Emir Ishvara Izak

































Perkenalan ‘Emir’ Choreographer Team “Putri Pariwisata IndonesiaJuli 18, 2008 by Emir Ishvara Izak
contact: emirishvaraizak@yahoo.com

Berawal dari pemikiran untuk menjadikan budaya bangsa sebagai daya terik dan kekuatan pariwisata sekaligus menyongsong Visit Indonesia Year 2008, Dr. Johnnie Sugiarto selaku Presiden Direktur EL JOHN INDONESIA, perusahaan yang fokus bergerak dibidang pariwisata Indonesia agar dapat mempromosikan keindahan dan keramahan negeri ini ke seluruh nusantara dan manca negara.

Sejalan dengan ide tersebut, maka diselenggarakan pemilihan Putri Pariwisata Indonesia 2008 lewat Yayasan EL JOHN INDONESIA bekerjasama dengan Departemen Kebudayan dan Pariwisata Republik Indonesia, setelah berjuang dan mendapat hak penyelenggaraan sebagai Franchise Holder/ National Director dari Pemegang lisensi Miss Tourism International, maka Putri Pariwisata Indonesia berhak maju ke pemilihan Miss Tourism International.

Sesuai ide dan konsep penyelenggaraan Putri Pariwisata Indonesia 2008 yang lebih difokuskan untuk menggali, menghargai, melestarikan dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia keseluruh nusantara dan mancanegara, maka ajang pemilihan ini menjadi berbeda dengan event yang telah diselenggarakan oleh berbagai pihak sebelumnya, karena para peserta selain wajib menguasai kebudayaan Indonesia dan memenuhi kriteria cantik dan pintar, tapi juga harus ramah sesuai dengan kriteria utama Putri Pariwisata Indonesia yaitu: SMART, CHARMING & HOSTPITABLE

Seorang Putri Pariwisata Indonesia akan mengemban tugas yang tidak ringan, karena slogan Putri Pariwisata Indonesia adalah “Bring Indonesian Culture To The World” maka Putri Pariwisata Indonesia wajib memberikan kontribusi kepada negeri ini dengan mempromosikan kebudayaan dan daerah tujuan wisata yang masih banyak dan beragam ke seluruh nusantara dan manca negara. Demikian latar belakang ide penyelenggaraan Putri Pariwisata Indonesia 2008 yang dipelopori oleh Yayasan EL JOHN INDONESIA dan dukungan dari dunia pariwisata (*)

Emir Ishvara Izak (koreografer): “Awal terpilihnya (Emir Tim Koreografer) dalam acara ini adalah bermula ketika menjadi koreografer acara Duta Wisata Indonesia II bulan November tahun 2007 di Bali. Acara yang berlangsung sukses itu dihadiri pula oleh Dr. Johnnie Sugiarto dan tim Yayasan El John. Berhubung jadwal acara selesai hingga larut malam (dan semua kelelahan), kami tidak sempat berkenalan.

Sekitar bulan Mei 2008, saya dihubungi oleh pihak El John dan diundang untuk datang ke kantornya sehubungan akan diselenggarakan suatu acara berskala nasional.

Acara berskala nasional memang telah menjadi spesialisasi koreografi kami (Emir - Choreographer Team), terutama yang berbentuk kompetisi.

Menurut Dr. Johnnie Sugiarto, selaku pemilik lisensi Miss Tourism Indonesia, pihaknya telah mencari informasi dan nomor telpon tentang kami ke beberapa peserta Duta Wisata Indonesia yang tinggal di daerah-daerah. Itulah awal mulanya kami berkenalan dan selanjutnya terpilih menjadi koreografer dalam event Putri Pariwisata atau Miss Tourism Indonesia yang pertama.

Pada pertemuan itu, menurut beliau, sebelumnya telah banyak koreografer yang telah mengajukan penawaran kerja sama, namun kamilah yang ditunggu. Setelahnya, kami membuat konsep acara sesuai tema yang diusung yaitu ‘Bring Indonesian Culture To The World’, dan diterima dengan antusias oleh Dr. Johnnie Sugiarto bersama timnya, yang kemudian direalisasikan bersama pihak Metro TV.

Untuk kepercayaan dan kerja sama yang diberikan, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Johnnie Sugiarto beserta seluruh management El John, seluruh management Metro TV, seluruh management The Hotel Batavia Jakata, Seluruh Peserta Putri Pariwisata Indonesia 2008, dan Pendukung Acara, teristimewa untuk Emir Choreographer Team, serta semua pihak yang telah bekerja sama dengan baik hingga suksesnya terselenggara Penobatan Putri Pariwisata Indonesia 2008. Semoga kerja sama yang telah terjalin dengan baik, dapat berkelanjutan, sukses buat semua!” (*) contact: emirishvaraizak@yahoo.com

Untuk pertama kalinya Indonesia akan masuk dalam percaturan kontes Miss Tourism (Putri Pariwisata) tingkat internasional. Hal ini dikemukakan Dr. Johnnie Sugiarto dari Yayasan El John selaku pemegang lisensi internasional penyelenggaraan kontes tersebut. “Ini yang pertama kali,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu. Tahun ini, katanya, dengan dukungan berbagai pihak termasuk Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, El John menyelenggarakan pemilihan Putri Pariwasata Indonesia. Untuk pertama kalinya pula, kontes itu terbuka untuk umum, bukan hanya diikuti oleh para pemenang kontes di daerah.
Sejak pendaftaran dibuka pada Maret 2008, jumlah pendaftar sudah lebih dari 100 orang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air. Seluruh kontestan akan diseleksi untuk menetapkan 40 finalis, yang akan memasuki masa karantina di The Batavia Hotel, Jakarta Kota, mulai 5 – 12 Juli 2008. Acara Grand Final Miss Tourism Indonesia 2008 akan digelar tanggal 12 Juli disiarkan langsung (LIVE) oleh Metro TV. Acara ini dikemas oleh koreografer handal Emir Ishvara Izak bersama tim koreografi Emir.

Peraih mahkota Putri Wisata Indonesia wajib menandatangani kontrak selama satu tahun dan harus bersedia mengikuti kontes Miss Tourism International 2008. Selama dalam masa kontrak, Putri Pariwisata juga wajib menjalankan tugas untuk membantu pemerintah daerah mempromosikan dan memajukan industri pariwisata yang berorientasi pada keunggulan dan keragaman budaya bangsa. Sehubungan itu, para kontestan dituntut memiliki pengetahuan luas mengenai potensi budaya di daerah asalnya. Selain pengetahuan tersebut, yang menempati porsi tertinggi dalam penilaian dewan juri, yakni 40 persen, setiap kontestan juga harus memiliki pengetahuan tentang potensi pariwisata (30 persen nilai), dan pengetahuan umum (30 persen nilai).

Putri Pariwisata Indonesia selama masa kontrak mendapatkan honor sebesar Rp 3 juta setiap bulan dan berbagai fasilitas serta “privilege” dari sponsor. Para peminat yang ingin mengikuti kontes dapat mengisi formulir pendaftaran yang tersedia di situs web www.misstourismindonesia.com, majalah Travel Club dan majalah Inflight Sriwijaya. Calon kontestan harus memiliki tinggi badan tidak kurang dari 165 centimeter

Dicari! Miss Tourism Indonesia
Menurut Dr. Johnnie Sugiarto, chairman yayasan EL JOHN Indoensia, pemegang hak penyelenggaran Miss Tourism di Indonesia, ajang pemilihan Miss Tourism tingkat nasional rencananya akan pusatkan di The Batavia Hotel, Jakarta, pada 12 Juli mendatang.
Menurut Johnnie, lewat ajang Miss Tourism Indonesia ini mencoba menjadikan kebudayaan sebagai ujung tombak pariwisata di Tanah Air. “Ajang ini lebih menekankan pada pendekatan budaya. Peserta diharapkan selain memiliki kecerdasan, cantik dan ramah, tapi juga memiliki pengetahuan yang luas tentang kebudataan daerahnya,” katanya.

Konsep dan koreografi acara akan ditekankan pada promosi kesenian budaya Indonesia yang diarahkan oleh sdr. Emir Ishvara Izak bersama tim koreografi Emir. Sedangkan dewan juri, kata Johnnie, akan memberikan bobot penilaian yang lebih tinggi terhadap pengetahuan kebudayaan para peserta. “Bobot penilaian mengenai pengetahuan kebudayaan sebesar 40 persen, sementara pariwisata 30 persen,” katanya. Johnnie menegaskan kriteria peserta pada ajang ini adalah warga negara Indonesia, belum menikah, berusia 17 - 25 tahun dan memiliki tinggi badan minimal 165 cm.
www.misstourismindonesia.com

The Batavia Hotel (05/07/08),
Rangkaian penyelenggaraan pencarian sosok Putri yang akan konsentrasi di bidang pariwisata dimulai sudah. Tadi malam acara yang juga ditujukan untuk memperkenalkan jajaran Dewan Juri dihadiri berbagai media dari cetak maupun elektronik. Sebanyak 36 finalis yang mewakili 32 propinsi ini telah resmi sebagai kontestan Putri Pariwisata Indonesia 2008 sejak disematkannya selempang peserta secara simbolis yang diwakilkan kepada finalis daerah Gorontalo dan Kalimantan Timur.

Pada penyelenggaraan tahun perdana ini, propinsi Sulawesi Tenggara tidak terdapat perwakilannya, karena pada tahap audisi, kendala tinggi badan yang disyaratkan tidak dapat terpenuhi. Sedangkan pada ajang kecantikan ini, propinsi DKI Jakarta diwakili oleh 5 orang yang mewakili 5 wilayah kota administrasi propinsi Jakarta. “Ada permintaan bahwa Jakarta diwakili 6 peserta pula seperti pada ajang Puteri Indonesia yang mewakili 5 kota administrasi Jakarta dan 1 kabupaten administrasi Kepulauan Seribu, namun untuk tahun ini kami rasa 5 saja sudah cukup”, Dr. Johnie Sugiarto selaku National Director Putri Pariwisata Indonesia.

Selama masa karantina, ke-36 ini akan mendapat berbagai macam pembekalan seperti pembekalan Kebudayaan dan Kepariwisataan, Public Speaking, Public Relation, Kepribadian, Etika Berbusana, Parade Berbusana Daerah dan Batik serta kegiatan sosial lainnya. Diharapkan dari berbagai pembekalan yang ada, nantinya akan muncul sosok Putri Pariwisata Indonesia yang SMART, CHARMING dan HOSPITABLE. “Mereka ini adalah calon PR untuk pariwisata Indonesia, mereka harus pandai, menarik, dan tentu ramah untuk dapat mempromosikan Indonesia dan mewakili keramahan orang-orang Indonesia, dari itu diharapkan dapat menarik lebih banyak orang berwisata di negara kita”.

Penilaian pada lomba ini akan dititikberatkan pada Pengetahuan Budaya Daerah masing-masing peserta, Kepariwisataan, Teknik Komunikasi yang mereka kuasai, dan Penampilan. Tugas mengkemas acara akan diserahkan kepada tim koreografer Emir di bawah pimpinan Emir Ishvara Izak. Dewan Juri yang akan menilai ke-36 finalis Putri Pariwisata Indonesia 2008 ini terdiri dari para Pakar Wisata, Budaya, Komunikasi, Kepribadian, dll. Mereka adalah : 1. Bapak Prof. DR. F.G. Winarno Rektor Universitas Atmajaya 2. Ibu Prof. Dr. Miranda S. Goeltom Ketua Jakarta Old Town Kotaku 3. Bapak DR. Sapta Nirwandar Dirjen. Pemasaran, Departemen Kebudayaan dan Priwisata 4. Ibu Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR Founder & Director The London School of Public Relations - Jakarta 5. Ibu Ir. Aurora Tambunan, MSi. Kepala Biro Asisten Kesejahteraan Masyarakat Pemprov. DKI Jakarta 6. Ibu Titiek Puspa Artis 7. Bapak Adjie Notonegoro Designer

Pada malam penobatan Putri Pariwisata Indonesia 2008 nanti, direncanakan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Bapak Ir. Jero Wacik akan memahkotai Putri terpilih dengan mahkota senilai Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) dan mahkota tersebut akan menjadi milik pribadi Putri Pariwisata Indonesia 2008. Selain mendapatkan Honor Dasar sebesar Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah) per tahun yang akan dibayarkan Rp. 3.000.000,- per bulannya, Putri Pariwisata Indonesia 2008 juga akan mendapatkan program pendidikan S2 dari London School of Public Relations senilai Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah), tinggal di Apartement Puri Casablanca dan untuk keperluan aktifitas selama menjadi Putri Pariwisata Indonesia 2008 nanti dapat menggunakan sedan mewah AUDI untuk kegiatan resminya, serta mendapat beraneka ragam hadiah lainnya yang diberikan oleh para sponsor.

Selama masa karantina ini para finalis Putri Pariwisata Indonesia 2008 juga dilindungi oleh Asuransi yang diberikan oleh Star Club. Keberhasilan penyelenggaraan ini berkat dukungan dari banyak sponsor, antara lain kebaya dari Adjie Notonegoro, Batik Danar Hadi serta Batik Pesisir dari florence Liem, para finalis datang ke Jakarta dan kembali ke daerahnya dengan penerbangan Sriwijaya Air, serta banyak lagi fasilitas lainnya yang akan memanjakan para finalis Putri Pariwisata Indonesia 2008.

Nantinya Putri Pariwisata Indonesia 2008 juga akan dikirimkan ke ajang internasional mengenai pariwisata, yaitu Miss Tourism International. Johnie Sugiarto selaku Ketua Yayasan EL JOHN Indonesia sangat berharap agar pemilihan Putri Pariwisata Indonesia ini akan dapat mendorong masyarakat untuk terus mempertahankan dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang sangat kaya dan beragam ini. Jangan sampai pengetahuan, apalagi kecintaan generasi muda semakin jauh dan bahkan tidak mengenal kebudayaan Negara kita yang begitu dikagumi oleh dunia internasional. Beliau pun yakin, bahwa dengan mempergunakan kekuatan kebudayaan, dapat pula mendorong tercapainya target kunjungan Wisata baik untuk Nusantara maupun target kunjungan wisatawan manca negara yang ditargetkan sebesar 7 juta orang di tahun Visit Indonesia Year 2008 ini.

Mari kita sukseskan Visit Indonesia Year 2008 dan semoga sukses untuk pemilihan Putri Pariwisata Indonesia 2008!
Pemenang PPI 2008 : Albertina Fransisca Mailoa (Maluku) PPI 2008
Runner Up-1 : Cut Nadira Sari (Nanggroe Aceh Darussalam) PPI 2008
Runner Up-2 : Secilia (DKI-5) PPI 2008
Runner Up-3 : Olivia Franciska (Jawa Tengah) PPI 2008
Runner Up-4 : Ribka Oyong (Kepulauan Riau)
Special Award
PPI 2008 Berbusana Batik Terbaik : Duma Rolyani Sitorus (Sumatra Utara)
PPI 2008 Berbusana Daerah Terbaik : Marina Meifany (Kalimantan Tengah)
PPI 2008 Berbakat : Ribka Oyong (Kepulauan Riau)
PPI 2008 Fotogenik : Raden Roro Syarifah (Kalimantan Barat)
PPI 2008 Persahabatan : Astrellia Jeannet Selanno (Maluku Utara)
PPI 2008 Favorit : Raden Roro Syarifah (Kalimantan Barat)

Nanggroe Aceh Darussalam Cut Nadira Sari Sumatera Utara Duma Rolyani Sitorus Sumatera Barat Eva Riani Bengkulu Kartika Sari Riau Lina Pahlianti Kepulauan Riau Ribka Oyong Jambi Dewynda Restu Sumatera Selatan Hanita Triany Lampung Diva Andaluri Kep. Bangka Belitung Herawati Marzuki Adam DKI Jakarta -1 Shinta Manjatri DKI Jakarta -2 Josephine Jessyln DKI Jakarta -3 Jeannie Purnamasari DKI Jakarta -4 Agnes Theresia Immanuel DKI Jakarta -5 Secilia Jawa Barat Kannya Prawirasasra Banten Rachmi Dwi Kusumaningtyas Jawa Tengah Olivia Franciska D.I. Yogyakarta Inggrid Clarisia Wisnu Jawa Timur Yesica Amami Kalimantan Barat Raden Roro Syarifah Kalimantan Tengah Marina Meifany Kalimantan Selatan Giana Pratidina Kalimantan Timur Ririn Muji Andayani Bali Putu Ayu Gustina Nusa Tenggara Barat Rilanida Rahmad Maharesy Nusa Tenggara Timur Rini Arba Sulawesi Barat Dewi Anzar Sulawesi Utara Marlin Mogigir Sulawesi Tengah Susana Famela Rompas Sulawesi Selatan Amalia Aminuddin Gorontalo Serenade Miolo Maluku Albertina Fransisca Mailoa Maluku Utara Astrellia Jeannet Selanno Papua Yuliana Natalia Menufandu Papua Barat Marcella Rumfabe
Press Release 1 WWW.WISATAMELAYU.COM 2 WWW.BUDPAR.GO.ID 3 Wisatanet.com 4 WEBSITE UNIV.NEGERII YOGYA 5 SIMPATIZONE.TELKOMSEL.COM 6 VOICE OF INDONESIA.com 7 WEBSITE MAHASISWA.COM 8 Indopromo Media 9 TVRI 10 Sang-Bao 11 tribunkaltim.com 12 tourismindonesia.com 13 topblogging.com 14 The Jakarta Post 15 SuaraMerdeka.com 16 Media-Jakarta.Blogspot.com 17 suarakarya-online.com 18 Liputan6.com 19 Lintas Berita 20 kecap-bango.blogspot.com 21 Kompas.com 22 Kapanlagi.com 23 Lintas Berita 24 Inilah.com 25 Harian Terbit 26 Banjarmasin Post 27 Banjarmasin Post 28 Antara News 29 Visit-Indonesia-euy.blogspot.com 30 Suara Pembaruan Daily 27 Maret 2008 31 Press Release From EL JOHN 32 Daily Swank 26 March 2008 33 Bisnis Indonesia 26 Maret 2008 Sponsorship 2008
contact: emirishvaraizak@yahoo.com

Profile Emir Ishvara Izak
















Silahkan lihat profile lengkap saya di:

- Google: Emir Ishvara Izak
- Facebook/ Friendster/ YM/ Yahoomail: emirishvaraizak atau emirishvaraizak@yahoo.com
- Twitter; @emirishvaraizak

Best regards

Thanks to all Emir Choreographer Team

Terima kasih untuk semua personil tim 'Emir' - Choreographer Team, yang telah bekerja keras dalam event Putri Pariwisata (Miss Tourism) Indonesia I - 2008.

Special to all my beloved choreographer team, Vicky Pratama dan seluruh dancer serta para peserta putri.

Tak lupa terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung: Bapak Mentri Ir. Gero Wacik SE, Mas Adjie Notonegoro, Batik Danar Hadi, Alston Stephanus, Meto TV, Sriwijaya Air, Choky Sitohang, Sophie Navita, Sun Studio, The Batavia Hotel, White Horse, Florence Lim, Siloam Hospital, LT Pro, Taman Mini Indonesia Indah, Travel Club, El John, Biscuit Roma, Mas Yusuf Oeblet, dan pihak lain yang terlibat.

Semoga acara ini memberikan harapan dan masa depan yang lebih baik bagi semua.

Salam hormat,
Emir Ishvara Izak
emiishvaraizak@yahoo.com

Saya bukan Public Relation Manager lagi. Terima kasih

Dear friends,
ternyata hingga saat ini banyak yang belum tau bahwa saya telah resign dari posisi Public Relations PT Martha Beauty Gallery member of Martha Tilaar.

Untuk itu, saya informasikan kembali bahwa posisi tsb tlh saya lepas dan seiring meningkatnya pekerjaan di dunia entertaint (sbg choreographer) yang sudah terjadwal di tahun 2008 ini hingga 2010.

Dimana selama saya masih bekerja dulu, banyak kesempatan side job yang tidak mungkin diterima seluruhnya. Maka untuk dapat memfokuskan diri pada salah satu pekerjaan, saya tiba di posisi mesti memilih antara bekerja sebagai Public Relations Manager atau menjadi Choreographer.

Setelah menimbang dan melihat peningkatan job dibidang koreografi serta show director sejak tahun 2005 serta atas banyak saran dari rekan-rekan terdekat, maka saya mengajukan pengunduran diri dan kini mengembangkan tim koreografi yang saya namakan Emir Choreographer Team.

Alhamdulillah, dg pekerjaan yg skrg, sesuai minat - bakat - serta pendidikan dan pengalaman dibidang seni, sy lebih merasakan semangat, lebih sering mobile (keliling Indonesia), lebih banyak bertemu orang baru, lebih banyak waktu untuk keluarga dan pasangan saya :), lebih banyak senangnya...

Ucapan terima kasih, saya ucapkan untuk seluruh rekan-rekan selama bekerja di PT Martha Beauty Gallery member of Martha Tilaar, rekan media, dan relasi, atas kerja samanya yang baik.

Semoga tali silaturahmi kita tak terputus dan dapat terjalin terus.

Salam,
Emir Ishvara Izak
emirishvaraizak@yahoo.com

Mana hiburan bermutu di tanah air kita?

Berkembangnya dunia hiburan pada saat ini memicu tampilnya penghibur tanpa kemampuan yang baik. Contohnya, dunia perfilman kita tetap kalah dengan film Hollywood atau Bollywood. Kenapa? Salah satunya ‘MODAL’ berupa biaya produksi dan artis yang tidak memiliki kemampuan akting (hanya cakep dan populer). Sayangnya, masyarakat kita tidak kritis dalam memanfaatkan uangnya untuk menonton. Pengusaha film kitapun kurang kuat dalam berkonsep.

Parahnya, para pengusaha perfilman kita pun menganggap sah saja dengan menyajikan tontonan ala kadar (dengan artis instan, minim artis berkarakter) yang penting uang berputar...

Coba kita lihat artis India. Mereka punya kemampuan akting – menari – menyanyi, bahkan belajar bela diri. Bekalnya sebagai artis sangat lengkap. Sehingga film dan namanya bisa menembus pasar dunia. Begitupun film Cina yang mengeksplore bela diri sebagai identitas film produksi mereka. Mereka punya artis yang tidak kacangan. Lalu kapan kita bisa menembus pasar dunia, jika kita puas dengan yang hanya sekedarnya? Bagaimana perfilman kita bisa berjaya di dunia internasional? Setidaknya, bagaimana kita mampu bersaing di era globalisasi ini di negri sendiri?

Disamping perfilman, dunia pertunjukkan tari kita dipenuhi orang yang asal ‘berani’ goyang. Klub-klub malam diserbu, karena menampilkan penari seronok (yg gak tau bedanya sexy dan murahan). Kenapa? Karena penari yang memiliki skill sulit ditemui. Akhirnya, kita cukup boleh puas menyaksikan beragam hiburan tanpa mendapat hiburan dari penampil yang punya kemampuan baik.

Persepsi menjadi ‘choreographer’ pun, jadi sama dengan ‘penata gerak’. Semua orang mengklaim dirinya dengan mudah sebagai “choreographer” tanpa pernah mengalami pendidikan yang benar, tanpa tau bedanya jobdesk seorang choreographer dan penata gerak. Sehingga banyak penata gerak (secara otodidak) berani menggarap acara (choreographer adalah orang yang mampu dan mengetahui seluruh seluk beluk konsep panggung – lighting – sound – teknik gerakan – teknik akting – sistematis kerja tim - dll. Sedangkan penata gerak hanyalah mengajarkan gerakan). Kesalahan persepsi dalam membedakan choreographer dengan penata gerak inilah yang menyebabkan hiburan bisa tidak sukses (dalam arti sesungguhnya). Malah ada berani menyatakan dirinya sebagai show director, namun membuat rundown (misalnya rundown broadcast) pun tak mampu. Nelangsa sekali dunia pertunjukkan kita.

Jika memang kita suka yang ala kadarnya, buat apa kita belajar banyak? Yuk, ramai-ramai menjadi instan lalu ‘hilang dalam waktu sesaat’, tanpa pernah memiliki/ mengetahui mutu yang baik dan tanpa tau pendidikan apapun. Kalau sudah begini, sia-sia usaha para pakar seni kita untuk memajukan hiburan yang bermutu di tanah air

Kasus Ryan gak perlu dibicarakan terus

Weksz, semakin hari kita makin dipermainkan oleh para pedagang kelas kakap. Misalnya masalah kriminal yang semakin banyak jadi berita utama, dengan cara pemberitaan yang (katanya) lugas dan terperinci.

Jika dipikir, siapa sih yang menciptakan monster-monster berdarah dingin, membuat orang bisa dengan mudah melakukan tindak kejahatan, atau siapa sih yang membuat Ryan hingga berbuat kejam? Lingkungan.

Kita tau bahwa semua bayi terlahir polos, bagaikan selembar kertas putih yang tak ternoda dan sama sekali tidak tau kejahatan. Namun berkembangnya seseorang menjadi 'keras' adalah karena ‘tinta yang ditulis’ oleh lingkungan. Sehingga terciptalah orang-orang yang kita sebut 'penjahat'. (Tindakan Ryan memang salah, namun jangan sampai Ryan menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan tindakan serupa)

Dalam hal ini, alangkah lebih baik, jika pers lebih berhati-hati dalam penyajian berita. Informasi apapun memang akan disantap nikmat oleh masyarakat, namun janganlah fenomena tersebut menjadi sasaran empuk buat pengusaha dan insan media untuk mencari uang, tanpa selektif memuat kalimat atau gambar, karena berita yang memuat "hal-hal kriminal bisa menjadi inspirasi bagi orang berjiwa lemah untuk berbuat jahat".

Perlu disadari penyimpangan ‘Demokrasi Pers’ pada saat sekarang semakin sering mengeksplore berita tanpa memikirkan dampak negatifnya, termasuk program infotainment yang aktif membuka aib orang, maupun program-program yang ‘menghasut’. Bukankah ini dapat mengajarkan dan memicu anak-anak untuk terbiasa ‘keras – jahat – membicarakan aib’

Yuk, kita sama-sama menyadari bahwa informasi pers perlu diperhatikan dengan baik, karena pers merupakan salah satu ujung tombak pendidikan bangsa yang dapat memberi dampak positif maupun negatif. Berita kriminal maupun infotainment akan lebih baik hasilnya, jika dikemas dengan penyajian yang ‘halus’ dan tidak ‘kasar’.

Mari kita mendidik bangsa dengan tulus

Pedagang mengecoh bangsa kita secara turun temurun

Membicarakan “semakin hari kita makin dipermainkan oleh para pedagang kelas kakap”, banyak hal yang bisa menjadi contoh. Diantaranya yang dilakukan pertama kali oleh para pedagang Amerika yang menciptakan hiasan natal dengan ‘salju’ (disesuaikan dengan kondisi alam Amerika pada saat natal). Selanjutnya memanfaatkan agama sebagai ‘penghasilan’ pribadi terus berkembang di seluruh dunia dan dianggap sah.

Jika ditelaah pada saat kelahiran Yesus Kristus atau Isa Almasih, di tempat kelahirannya jelas tidak ada salju. Namun para pedagang kelas kakap itu mampu merobah pandangan ‘dunia’ dan mempopulerkan hal tersebut sehingga secara turun temurun kita terkecoh. Alangkah lebih baik, jika hiasan natal atau yang berkaitan dengan agama memang diciptakan untuk lebih mendidik (tentang kelahirannya), dengan cara hanya menciptakan produk yang sesuai keadaan asli (sejarah) nya.

(Atau jika kita mau meng-improvisasikan hiasan, kenapa kita mesti berkiblat pada negara lain? Kenapa tidak mengembangkan ide sendiri atau keadaan tanah air sendiri?)

Lalu berhati-hatilah dengan program berbunyi ‘diskon’ atau ‘beli ini berhadiah itu’ yang sering membuat masyarakat semangat (kalap) berbelanja. Sejujurnya, hal itu bukanlah sebenar-benarnya diskon, namun hanya ‘pura-puranya’ diskon, karena dalam memproduksi sesuatu ada yang namanya ‘harga pokok penjualan’, dimana penjual tidak akan pernah menjual produknya di bawah biaya produksinya. Umumnya, pedagang meng-kalikan nilai produk minimal 2 kali harga pokok (bahkan lebih), baru didiskon sedikit.

Semoga masyarakat semakin pintar mensiasati keinginannya berbelanja dan hanya membeli hal-hal yang sangat diperlukan, terutama dalam membeli produk yang mendidik anak-anak

Minggu, 03 Agustus 2008

Choreography Team ‘Emir’
















Choreography Team ‘Emir’
Berangkat dari pengalaman menangani berbagai aktivitas panggung yang bermula sebagai pemain teater dan penari, ditingkatkan dengan pendidikan non formal di bidang modeling dan seni tari, maka Emir Ishvara Izak membentuk tim koreografi pada tahun 2005 yang dinamakan EMIR CHOREOGRAPHER TEAM

Tim koreografi Emir telah menggarap berbagai acara berskala nasional. Diantaranya:
* Gading Nite Carnival – Jakarta Fashion and Food Festival 2010
* Gading Nite Carnival – Jakarta Fashion and Food Festival 2009
* Putri Pariwisata (Miss Tourism) Indonesia II - 2009
* Putri Pariwisata (Miss Tourism) Indonesia I - 2008
* Duta Wisata Indonesia IV (Nasional) – 2009
* Duta Wisata Indonesia III (Nasional) – 2008
* Duta Wisata Indonesia II (Nasional) – 2007
* Duta Wisata Indonesia I (Nasional) – 2006
* HUT Atrium Plaza Jakarta (Fashion) 2008
* Remaja Ceria Indonesia dari level kotamadya - propinsi - nasional (2005 - 2009)
* EMIR YOUNG MODEL AWARD 2007 kompetisi model se Jawa - Sumatra di Kota Bogor
* Puspita Martha International Beauty School member of Martha Tilaar Group,
* Pemilihan Model Indonesia bersama Brillian Management di 5 kota seperti Jakarta – Bandung – Jogjakarta – Surabaya – Bali (termasuk menjalin kerjasama dengan pihak gedung/ plaza – sponsor – pengisi acara – juri - radio dan media cetak setempat maupun nasional),
* Garuda Indonesia Family Gathering,
* Launching Sarinah di Pangrango Plaza Bogor,
* serta job dari beberapa event organizer, termasuk job menangani model untuk iklan tv dan layar lebar.

Contact person: EMIR ISHVARA IZAK, emirishvaraizak@yahoo.com